Minggu, Maret 09, 2008

Sisi Lain Dampak Lumpur Lapindo yg patut dilirik





Dua gambar ini merupakan gambar penampakan lumpur lapindo dari atas tanggul
Masalah Lumpur Lapindo pasti udah pada tahu semuanya. Mulai dari kenapa kok bisa sampai keluar semburan lumpur, cara-cara yang digunakan biar semburannya bisa berhenti, korban-korbannya giman n so on. Makanya kalau dicritain masalah itu lagi pasti udah pada bosen. Sekarang tak critain aja soal
pasar Tanggulangin yang letaknya ga' terlalu jauh sama tempat kejadian (kayak di Buser aja yach...he..he..).
Pasar Tanggulangin itu ternyata pusat kerajinan kulit, yang diproduksi ya macem2, mulai dari tas, sepatu, ikat penggang, jaket, dll pokoknya semua yang terbuat dari bahan kulit. Kalau yang udah pernah ke Bogor ya pasti tau Tajur n Pasar Tanggulangin itu ga jauh beda sama Rajur. yang menarik, harga produk2nya ternyata lebih murah kalau dibandingkan sama tempat lain yang produksi barang-barang semacam itu. Menurut warga yang ada disitu, sebelum semburan lumpur terjadi pasar tanggulangin ramai banget dikunjungi orang-orang dan bahkan artis pun banyak yang belanja disitu. Saking banyaknya artis, sampe2 ada tempat yang memajang tanda tanagn artis yang pernah mampir ke pasar itu.
Ironisnya, sekarang ini pasar itu sepi banget. Orang yang berkunjung bisa dihitung dengan jari. harga sewa tempat/toko buat jualan yang tadinya mencapai 2 juta per bulan sekarang cuma tinggal 600ribu aja per bulan. Katanya si banyak orang yang takut dateng soalnya tempatnya udah kena lumpur. Padahal biarpun jaraknya emang ga terlalu jauh sama lumpur lapindo, tapi masih aman dan nyaman banget kok untuk dikunjungi.
Makanya bagi yang berencana mau ke Surabaya dan sekitarnya, jangan lupa mampir ke Pasar tanggulangin biar tempat itu bisa rame lagi n pendapatan warganya juga bisa naik. Kan kasian, cuma gara-gara takut sama lumpur kok yang kena batunya orang banyak banget.

3 komentar:

boy_Zone mengatakan...

salam hangat dari Kupang!!!

siapa sih yang tidak takut sama lumpur. kena cipratannya saja, mulut kita bisa "ngomel-ngomel" sampai ndower. apalagi lumpur sebanyak itu, belum kena saja, sudah serasa menenggak tanah liat.

memang seperti bau kentut kalau bencana sepperti ini. yang kentut di satu tempat tapi orang-orang lain di sekitarnya yang kena baunya. tapi kan orang-orang bisa menyingkir dari sumber kentut itu kan.

demikian juga kalau memang pusat kerajinan itu sudah tidak berpotensi lagi. satu-satunya solusi hanya berpindah tempat. bisa jadi pusat kerajinannya berpindah total atau memindahkan hasil produksi ke tempat lain dan membuat pusat penjualan di wilayah lain. di jamin aman.
iya TO...

tina mengatakan...

solusinya oke punya tu...
tapi aku ngajakin biar orang-orang pada mau kesana lagi juga kan pasti ada alasannya. Kalau dilihat dari tempat, wilayah itu masih aman kok. Sebagai perbandingan saja, rel yang letaknya 2 meter dari tanggul aja masih digunakan setiap hari sama kereta api. Pasar umum yang letaknya berseberangan dengan pasar tanggulangin masih ramai dikunjungi orang dan bukan orang lokal saja yang ada disitu.

Untuk potensi jelas warganya masih berpotensi, soalnya sampai sekarang masih terus berproduksi dan hasil produksinya banyak yang dikirim ke Bandung.

korban lapindo mengatakan...

Wah benar sekali postingannya mbak. Pusat kerajinan tas dan koper Tanggulangin ini memang kena dampak negatif yang tidak langsung dari bencana lumpur. Ini menurut sy sebagian juga karena peran media. Salah satu yang tenggelam itu kan ada sebuah kawasan perumahan. Namanya, perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera, disingkat Perumtas. Banyak yang ngira Perumtas ini ya tempatnya tas dan koper itu. Padahal beda, dan wilayah tempat tas itu lumayan jauh dari lokasi lumpur, dan aksesnya juga tidak kena macet.

Anyway, good post